Allah Subhaanahu wata’aala dan Rasul Nya memperingatkan kita agar tidak tertipu dan terpedaya dengan dunia.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Fathir:5)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada,
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا
“Maka takutlah/berhati-hatilah kalian terhadap fitnah dunia.”
(HR. Muslim)
Lalu yang apa dimaksud dengan fitnah dunia?
Yanh dimaksud fitnah dunia adalah setiap apa yang mengalihkan dari akhirat dari perhiasan dunia yang fana, yang jiwa condong dan mencintainya.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Fathir:5)
Fitnah dunia mencakup banyak fitnah atau godaan. Secara umum mencakup fitnah harta, tahta dan wanita.
Terkait dengan harta Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya setiap umat itu ada fitnahnya (godaan/ujian). Dan fitnahnya umatku adalah harta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun terkait dengan fitnah tahta, kedudukan atau kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ
“Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. at-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan lainnya)
Dan yang terkait dengan fitnah wanita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keadaan Manusia Terkait Dengan Kehidupan Dunia
- Orang yang terfinah dengan dunia.
Keadaan orang yang terfitnah dunia bertingkat-tingkat. Ada yang terfitnah dunia hingga menjual agamanya, sampai pada tingkatan murtad (keluar dari agama islam). Ada yang terfinah dunia sampai pada meninggalkan sholat. Ada yang terfinah dunia sampai pada meninggalkan apa-apa yang Allah wajibkan atau melakukan apa-apa yang Allah larang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِي وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ
“Celaka hamba dinar, dirham, qathifah, dan khamishah (keduanya adalah jenis pakaian -ed). Jika dia diberi maka dia ridha. Namun bila tidak diberi dia tidak ridha.” (HR. al-Bukhari)
- Orang yang tidak terfitnah dengan dunia.
Orang yang menjadikan dunia hanya berada ditangannya tidak dihatinya. Dia mencari rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhannya. Bersamaan dengan itu dia tidak melalaikan kewajiban yang Allah wajibkan atasnya.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman,
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (An Nur:37)
- Orang yg berpaling dari dunia secara keseluruhan.
Orang yang tidak mencari rezeki, tidak menahan dirinya dari meminta-minta kepada orang atau mengharapkan kebaikan dan pemberian manusia, dia menghinakan dirinya. Yang seperti ini menyelisihi syariat islam.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman,
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (an naba:11)
Rasulullah bersabda:
لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حِزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيهِ أَوْ يَمْنَعُهُ
”Salah seorang di antara kalian mencari/memanggul seikat kayu bakar di atas punggungnya lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada seseorang, lalu orang itu memberinya atau mungkin tidak memberinya.” (HR. Al-Imam Malik, Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i)
Agar Kita Selamat Dari Fitnah Dunia
- Memikirkan hakikat dari kehidupan dunia ini.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan tidaklah kehidupan dunia kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir.? “ (Al-An’am: 32).
Rasalullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْـيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ.
“Seandainya dunia di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk, maka Dia tidak akan memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Syaikh Al Albani)
- Ilmu Syar’i.
Dengan ilmu agama kita jadi mengetahui hakikat dari dunia ini. Fitnahnya yang begitu besar dan banyaknya orang yang tergoda dan terpedanya denganya. Sehingga kita jadi mawas diri. Dan hal yang lainnya dari buah belajar agama.
- Banyak mengingat mati.
Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian tiba, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya.
Allah تعالى berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ َ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (Al Anbiya:36)
Akan tiba saatnya nyawa kita sampai di kerongkongan, akan tiba saatnya kita mengalami sakaratul maut hingga ruh berpisah dari badan dan kita merasakan yang namanya kematian.
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (Qaf:19)
Setelah kita mati, badan lemas dan tak lama terbujur kaku. Keluarga dan kerabat menangisi kita, sebagaimana dulu kita menangisi orang meninggal dunia dari kerabat kita. Tak lama kitapun di mandikan, di kafani, dishalatkan dan di kuburkan. Harta tidak kita bawa, keluargapun tidak ada yang menemani kita. Kita telah berpindah dari alam dunia ke alam kubur.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ، فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Sesungguhnya kubur adalah persinggahan pertama kehidupan akhirat, apabila seseorang selamat darinya maka kehidupan setelahnya lebih mudah, dan apabila seseorang tidak selamat darinya maka kehidupan setelahnya lebih berat darinya.” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majjah dan dihasankan oleh syaikh Al Albani).
- Banyak Berdoa kepada Allah.
Sudah seyogyanya kita banyak berdoa kepada Allah agar dilindungi dari fitnah dunia. Diantara doanya,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari kikir, aku berlindung kepada Mu dari penakut, aku berlindung kepada Mu dari pikun, aku berlindung kepada Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada Mu dari adzab kubur.”
(HR. An Nasa’i)
Wallahu a’lam bis shawwab
Abdullah al Jakarty